-->

Astra Dan Vokasi Otomotif Dalam Perindustrian Otomotif

Astra Dan Vokasi Otomotif Dalam Perindustrian Otomotif
Astra Dan Vokasi Otomotif Dalam Perindustrian Otomotif

Otomotif - Presiden Direktur PT Astra Internasional Tbk, Prijono Sugiarto berharap, kekerabatan kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan Jerman sanggup terus berjalan dalam bidang vokasi, terutama terkait industri otomotif. Dengan cara ini, dia optimistis, sumber daya insan Indonesia sanggup setara dengan Jerman yang sudah populer lebih maju.

Sampai ketika ini, Astra Internasional melalui Politeknik Manufaktur Astra (Polman Astra) berhasil membina dua pelatih yang meraih sertifikasi Meister dari Jerman pada 2017 lalu. Pada tahun ini, sebanyak 16 mahasiswa Polman Astra juga berhasil meraih sertifikasi bidang otomotif mekatronik. "Mudah mudahan saja 16 lulusan ini selain diberikan sertifikasi mereka juga diberikan kesempatan bekerja di Jerman," ujar Prijono.

Kerja sama yang terjalin antara Astra dengan Jerman sejauh ini gres terbatas pada ilmu mekatronik atau yang mempelajari ilmu mekanik, ilmu elektronika, dan ilmu informatika. Nantinya, Prijono berharap, kerja sama sanggup terjadi di seluruh fakultas.

Astra sudah memakai kurikulum dengan dual system dari Jerman. Prijono menyebutkan, Polman Astra telah melaksanakan dua proyek yang mengadaptasi sistem pendidikan ganda Jerman. Di antaranya, jadwal persiapan meister melalui kerja sama dengan antara Alfons Kern Schule (AKS) dengan EKONIND serta jadwal D3 yang lulusannya disertifikasi oleh Kamar Dagang Jerman (DIHK).

Proyek berikutnya, melalui sistem pendidikan yang menyesuaikan pada standar jadwal Berufschule di Jerman. "Kami sanggup mencar ilmu banyak juga dari jadwal pendidikan vokasi di Jerman. Tentu kita sanggup berkolaborasi untuk mendidik anak bangsa yang berdaya saing tinggi," tutur Prijono.

Menteri Ekonomi Jerman Peter Altmaier mengapresiasi perkembangan vokasi otomotif di industri otomotif Indonesia. Menurutnya, undang-undang imigran pekerja sedang dibahas di parlemen, khususnya untuk tenaga kerja terampil yang mungkin sanggup diisi sumber daya insan Indonesia nantinya.

Altmaier mengemukakan, Indonesia punya basis industri yang berpengaruh menyerupai Jerman. Untuk itu, biar bisa terus berinovasi terutama dalam kurun revolusi industri 4.0, dibutuhkan jadwal pendidikan vokasi yang sanggup menghasilkan SDM kompeten. "Pendidikan vokasi membuat high skilled worker. Saat ini, kami punya lebih dari empat ribu anak muda yang dididik melalui vokasi," katanya.

Sementara itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan, pemerintah sedang memprioritaskan pengembangan industri otomotif nasional biar lebih berdaya saing global sesuai dengan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0. Salah satu langkah strategis yang tengah didorong ialah peningkatan kompetensi sumber daya insan (SDM) di industri otomotif biar bisa menguasai teknologi dan menyebarkan bisnis ke depan.

Menurut Airlangga, pihaknya telah menyusun proyeksi pengembangan, jenis kompetensi (job title), dan lokasi industri yang terkait dengan lulusan SMK. "Selain itu, peningkatan kerja sama dengan dunia perjuangan untuk memperlihatkan jalan masuk yang lebih luas bagi siswa Sekolah Menengah kejuruan untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan jadwal magang bagi pendidik dan tenaga kependidikan SMK," ujarnya.

Langkah lainnya, mendorong industri untuk memperlihatkan derma dalam pengembangan teaching factory dan infrastruktur, serta mempercepat penyelesaian Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).

Untuk menindaklanjuti mandat-mandat tersebut, Airlangga menyebutkan, Kemenperin telah menerbitkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 3 tahun 2017 ihwal Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan Berbasis Kompetensi yang Link and Match dengan Industri.

Hingga ketika ini, Kemenperin telah meluncurkan jadwal pendidikan vokasi yang link and match dengan industri di beberapa wilayah di Indonesia. "Kami telah menggandeng sebanyak 609 industri yang terlibat dan 1.753 SMK. Program ini akan terus digulirkan," kata Airlangga.

Kemenperin juga akan mendorong biar industri otomotif di Indonesia sanggup membuat kegiatan pembinaan perbengkelan bagi masyarakat di desa. Dengan begitu, masyarakat bisa mencicipi manfaat dari acara industri otomotif dan bisa memacu usaha-usaha bengkel perawatan kendaraan. Diharapkan, pembinaan sanggup menjangkau empat desa per kabupaten.
Perhatian pemerintah terhadap industri otomotif bukan tanpa sebab. 

Sumbangsihnya terhadap PDB nasional mencapai 10,16 persen pada tahun 2017 serta menyerap tenaga kerja pribadi dan tidak pribadi sebanyak 1,5 juta orang. "Dengan menargetkan produksi sampai 1,5 juta unit kendaraan beroda empat pada tahun 2020, tentu perlu tugas SDM yang terampil terutama di dalam menghadapi kurun digital," ujar Airlangga.
Advertisement